Fenomena berita viral kembali mengguncang Indonesia. Mengapa konten ini menjadi perbincangan hangat di tanah air? Apakah karena isinya yang kontroversial ataukah karena faktor lain yang membuatnya begitu viral?
Menurut Dosen Komunikasi Universitas Indonesia, Dr. Andi Fadhilah, “Fenomena berita viral merupakan hasil dari kombinasi antara konten yang menarik dan kemampuan dalam distribusi konten tersebut.” Menurutnya, konten yang memiliki emosi tinggi atau kontroversial cenderung lebih mudah menjadi viral karena mampu memicu reaksi dari banyak orang.
Salah satu contoh fenomena berita viral yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat di Indonesia adalah kasus video viral seorang selebgram yang melakukan tindakan nekat di tengah keramaian jalan raya. Video tersebut mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat, mulai dari kecaman hingga dukungan.
Menurut Psikolog Klinis, Dr. Ayu Safitri, “Konten-konten seperti ini seringkali menjadi viral karena mampu memancing perdebatan di kalangan masyarakat. Orang-orang memiliki pendapat yang beragam terhadap konten tersebut, sehingga mereka cenderung berdiskusi dan berbagi konten tersebut ke orang lain.”
Meskipun fenomena berita viral seringkali mendapat sorotan negatif, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini juga memiliki dampak positif. Menurut penelitian yang dilakukan oleh MediaKita, fenomena berita viral dapat meningkatkan awareness terhadap suatu isu atau produk. “Ketika suatu berita menjadi viral, orang-orang cenderung lebih memperhatikan isu atau produk tersebut, sehingga dapat membantu dalam penyebaran informasi yang lebih luas,” kata Direktur MediaKita, Budi Santoso.
Dalam era digital seperti sekarang ini, fenomena berita viral sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Konten-konten viral dapat muncul kapan saja dan dari mana saja, sehingga penting bagi kita untuk bijak dalam menyikapi dan menyebarkan konten-konten tersebut. Semoga kita dapat lebih cerdas dalam mengonsumsi informasi dan tidak terjebak dalam arus berita yang hanya mengandalkan sensasi semata.